Home / Uncategorized / Fenomena Meteor Jatuh dalam Pandangan Islam: Antara Ilmu Pengetahuan

Fenomena Meteor Jatuh dalam Pandangan Islam: Antara Ilmu Pengetahuan

Lensapemda. INDRAMAYU – Fenomena meteor, yang sering disebut sebagai “bintang jatuh,” kembali menarik perhatian publik setelah beberapa kali terlihat melintasi langit Indonesia. Kilatan cahaya yang sekilas menghiasi langit malam ini sering kali memunculkan beragam interpretasi di masyarakat, mulai dari simbol keberuntungan hingga pertanda malapetaka.

Dalam perspektif Islam, meteor atau bintang jatuh disebutkan dalam Al-Qur’an. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hijr, ayat 17-18:

“Dan sesungguhnya Kami telah menjaga langit dari setiap setan yang terkutuk, kecuali yang mencuri pendengaran (berita langit); maka ia dikejar oleh suluh api yang terang.”

Ayat serupa juga terdapat dalam Surah Ash-Shaffat, ayat 6-10, yang menjelaskan bahwa bintang atau “syihab” diciptakan oleh Allah untuk melindungi langit dari setan yang berusaha mencuri berita langit.

Menurut tafsir Ibnu Katsir, yang dimaksud dengan syihab adalah pancaran api yang melesat dan membakar makhluk jahat yang mencoba menembus langit. Meskipun demikian, para ulama menekankan bahwa tidak semua meteor yang terlihat di langit memiliki fungsi spiritual tersebut. Sebagian besar hanyalah fenomena alam yang tunduk pada hukum ciptaan Allah.

Secara ilmiah, meteor adalah batuan atau partikel kosmik yang memasuki atmosfer bumi dan terbakar akibat gesekan dengan udara, sehingga tampak seperti cahaya yang melesat cepat. Fenomena ini tidak berbahaya selama tidak jatuh ke permukaan bumi dalam ukuran besar.

Islam tidak melarang umatnya untuk mempelajari fenomena langit secara ilmiah. Sebaliknya, dengan memahaminya melalui ilmu pengetahuan, seorang Muslim dapat semakin mengenal keagungan dan keteraturan ciptaan Allah, sebagaimana disebutkan dalam Surah Al-Mulk, ayat 3-4.

Fenomena meteor ini menjadi pengingat bahwa langit dan seluruh isinya diciptakan oleh Allah dengan penuh keteraturan. Meteor bukanlah pertanda buruk, melainkan salah satu tanda kebesaran Allah yang dapat memperkuat iman dan meningkatkan rasa syukur manusia.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *